Dalam tujuh tahun terakhir, nama Muara Sipahutar bisa jadi adalah salah satu a go-to person saat ekosistem musik Indonesia berurusan dengan Youtube Indonesia. Posisinya yang strategis sebagai Music Partnership Manager Youtube Indonesia & Malaysia membuatnya kredibel saat membahas copyright (hak cipta) apalagi yang berhubungan dengan platform digital, khususnya Youtube.
Muara mengawali karir justru bukan dari musik. Awal masuk ke industri digital justru dimulainya dari industri game. Sempat beberapa tahun menekuni industri game, arah karir Muara membawanya ke pemasaran e-commerce. Pertemuannya dengan industri musik justru dimulai saat ia menjadi Marketing Manager di Nada Kita pada 2017.
Dari Nada Kita itulah, Muara terbiasa berurusan dengan platform musik digital dan ekosistem di dalamnya. Hingga akhirnya Youtube Indonesia pun menjadi tempat berlabuh Muara terkini sejak tahun 2018.
Sebagai Music Partnership Manager, peran Muara cukup dinamis. Mulai dari merancang dan mengeksekusi strategi konten untuk kebutuhan pertumbuhan bisnis, negosiasi kesepakatan lisensi musik dengan label-label rekaman, hingga mendorong artis dan creator untuk memaksimalkan monetize dari konten mereka di Youtube.
Di luar peran-perang yang disebutkan tadi, ada satu peran Muara yang dirasa esensial dan sesuai dengan topik yang akan dibahas di Jakarta Music Conference 2025 nanti, yakni perannya dalam memastikan hak cipta creator dan musisi sama-sama terjaga, identifikasi resiko, hingga memastikan lanskap kompetitif di antara musisi dan creator tetap sehat.
Beruntung, di Jakarta Music Conference 2025 nanti Muara membuka sesi khusus bernama “Copyright Mythbusting: Ask Me Anything” yang artinya sesi ini bisa digunakan untuk bertanya apapun kepada Muara seputar hak cipta di youtube. Mulai dari perihal ownership, royalti, hingga bagaimana proteksi karya kreatif di lanskap musik digital hari ini.
Jadi, kapan lagi bisa langsung bertanya apa saja ke a go-to person Youtube di kancah musik Indonesia?