Akaracita
Akaracita adalah kelompok musik etnik dari Kalimantan Selatan yang merajut bunyi gamalan Banjar, gitar, dawuh, sarantam, sarun dan suling, hingga instrumen Dayak dalam lanskap kontemporer. Mereka bukan sekadar band, melainkan medium yang menyalurkan suara tanah, sungai, dan hutan Borneo ke dalam kosmos world music. Dalam karya-karyanya, Akaracita mengangkat kearifan lokal: kisah-kisah Dayak, filosofi sungai Batang Banyu, hingga spiritualitas Banjar yang melekat pada bunyi gamalan.
Di tengah derasnya arus pop global, Akaracita menghadirkan musik hiperlokal sebagai bentuk perlawanan sekaligus jawaban. Lirik, ritme, dan harmoni mereka menjelma sebagai narasi kolektif tentang identitas, kerinduan, dan daya hidup masyarakat Kalimantan. Mereka menyatukan tradisi dengan eksperimentasi, tanpa kehilangan akar.
Musik Akaracita adalah bentuk antitesis dari hegemoni modern yang destruktif pada akar-akar tradisi dan alam raya. Musik menjadi simbol perlawanan dan kebebasan mereka, beradu lantang dengan deru mesin-mesin penghancur yang 24 jam bekerja mengeruk kekayaan alam.
“Kesenian tradisional seperti gamalan Banjar rakyatan yang kami bawakan ini sebenarnya juga lahir dari spirit kebebasan dan perlawanan terhadap kemapanan musik gamalan keraton dulunya,” Novyandi Saputra, komposer Akaracita.
Kembali pada kekayaan seni tradisi dan mengemas dalam wujud musik adalah cara paling masuk akal jika kita bicara musik sebagai kekuatan dan nilai-nilai hiper lokal sebagai inspirasi utama dalam merepresentasikan karakteristik musik Indonesia ke etalase pasar musik global.
Lebih dari sebuah grup, Akaracita adalah ruang hidup yang menegaskan: musik etnik tidak pernah mati, ia hanya menunggu ditemukan kembali. Dan kali ini, dari tanah Banjar-Dayak, mereka berbicara kepada dunia.