Jaguank
Agung Perdana adalah musisi, komposer, dan arranger yang tumbuh dari akar musik etnik Indonesia. Ia percaya bahwa setiap budaya memiliki kekuatan dan keunikan, yang bisa ditransformasikan menjadi bentuk baru dan melahirkan cara pandang segar. Dari keyakinan itu, ia mendirikan kelompok musik Jaguank pada 2012 di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Jaguank berfokus pada eksplorasi talempong, instrumen khas Minangkabau berupa gong kecil dari logam yang dimainkan secara ansambel dengan teknik interlocking. Dalam tradisi Minang, talempong bukan sekadar musik pengiring upacara adat, melainkan media sosial yang menyatukan masyarakat. Pola ritmisnya yang rapat dan dinamis menciptakan lapisan bunyi yang unik, menjadikannya salah satu instrumen tradisi paling kompleks di Nusantara.
Dengan konsep “Awakening of Talempong”, Jaguank mencoba membebaskan talempong dari sekadar fungsi adat menuju bahasa universal. Mereka menggabungkan teknik Barat dan Timur, menciptakan gaya baru yang tetap menjaga roh tradisi. Dalam lanskap world music, talempong menempati posisi penting: suara lokal yang cair dan dapat melebur dengan elemen-elemen bebunyian yang baru atau kontemporer.
Jaguank adalah pernyataan bahwa musik Minangkabau tidak berhenti di masa lalu. Ia terus hidup, berevolusi, dan berbicara kepada dunia dengan nada yang khas: berakar di tanah Minang, bergaung hingga semesta.
Di Jakarta Music Conference 2025 sendiri Jaguank akan tampil membawakan komposisi-komposisi yang mungkin masih sangat jarang kita lihat dan dengar di Jakarta. Dengan menonton Jaguank, publik tak hanya akan berkenalan dengan musik etnik asli Minang, tetapi juga akan merasakan pengalaman tak terlupakan menyaksikan kemegahan musik asli Nusantara.