Dian Tamara
Film Director / Grafis Masa Kini (GMK)

Dian Tamara, melalui rumah produksi Pancaran Sinema yang dibangunnya sejak 2021, sedang hangat dibicarakan sebagai salah satu sutradara video musik Indonesia hari ini. Dalam tiga tahun terakhir saja, sidik jari Dian bersama rumah produksi Pancaran Sinema mudah ditemukan di beberapa video musik musisi dan band-band arus pinggir Tanah Air.

 

Sebut saja video musik “Rimpang” dan “Fun Kaya Fun” dari Efek Rumah Kaca, “YTH: NAIF” dari Diskoria, Isyana Sarasvati, Ardhito Pramono (feat. KawanNAIF), “Tapi” dari Perunggu, hingga video musik hits tahun 2024 milik .Feast, “Nina” yang ikonik dengan kisah ibu dan anak.

 

“Menjadi sutradara video musik merupakan medium belajarku untuk terjun ke industri film. Sejak dulu itu tujuanku. Walau kini aku lebih condong di area musik dan keduanya merupakan medium yang berbeda, namun keduanya saling menghidupi untuk memperkuat naratifnya,” ungkap Dian saat ditanya tentang keyakinan dirinya menjadi sutradara.

 

Yang terbaru, Dian baru saja merampungkan dan merilis “A Live Session by Mocca: Life in Bloom” yang diputar di seluruh bioskop CGV di Indonesia pada 29-31 Agustus dan 5-7 September silam. Di live session tersebut, Dian mencurahkan banyak aspek, terutama terkait teknis dan ragam alternatif format visual dalam menerjemahkan musik.

 

Di Jakarta Music Conference 2025, dengan topik “Echoforms: Story in Sound and Design”, Dian akan berbicara banyak hal tentang pemikirannya bagaimana musik, cerita, dan visual bisa terhubung. Terlebih, Dian menggaris-bawahi hadirnya gadget di era internet kini makin mempertegas pentingnya aspek visual dalam musik.

 

“Gadget yang kini telah menjadi kebutuhan hampir semua orang, menjadi jawaban kenapa visual merupakan aspek penting dalam membentuk kehadiran musik dalam berkomunikasi dan membangun citra terhadap audiensnya,” kata Dian. Menarik untuk lebih lanjut menyaksikan pemaparan Dian soal musik dna visual di Jakarta Music Conference 2025.