Djali
Ahmad Rizzali, atau yang lebih dikenal dengan Djali, adalah desainer grafis dan ilustrator yang kiprahnya kerap bersinggungan dengan dunia musik. Ia telah mencuri perhatian lewat karya-karya visualnya yang khas — mulai dari artwork single “Jimi Hendrikoes” milik Kelompok Penerbang Roket, hingga sampul album Dramaturgi dari Morfem. Bersama kolektif Pancaran Sinema, Djali juga terlibat dalam pengerjaan grafis video musik “Nina” dari .Feast, “Fun Kaya Fun” dari Efek Rumah Kaca, hingga visual live performance “Life in Bloom” milik Mocca.
Karya-karya Djali mudah dikenali lewat karakteristik visualnya yang klasik-komikal — garis tegas, warna kontras, dan karakter-karakter ekspresif yang seolah hidup di antara kanvas. Gayanya menyiratkan semangat kebebasan dan jiwa kontemporer, menjembatani antara nostalgia dan modernitas dalam satu tarikan visual.
“Dari perspektif desainer dan ilustrator, industri musik Indonesia sekarang sangat dinamis,” ujar Djali. “Peran visual semakin penting, karena musik hari ini tidak cuma soal suara, tapi juga soal bagaimana ia dikemas dan dirasakan secara visual — dari sampul album, video klip, tata panggung, hingga merchandise.”
Dalam Jakarta Music Conference 2025, Djali akan berbagi pengalamannya dalam sesi “The Visual Soundtrack: Shaping Music Through Art & Image.” Ia percaya bahwa visual selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari musik — bukan sekadar pelengkap, tapi representasi yang menghidupkan dan memantulkan jiwa dari bunyi itu sendiri.
“Saat ini, musik dan visual sudah tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling memperkuat untuk memberi pendengar pengalaman yang terasa utuh. Visual berfungsi sebagai ‘scoring’ yang memperluas makna lagu dan memberikan audiens pemahaman yang lebih baik tentang atmosfir spesifik dan karakteristik musisinya. Sebagai desainer dan ilustrator, saya percaya bahwa peran visual tidak hanya berfungsi sebagai bumbu pelengkap, tetapi juga sebagai medium yang dapat menerjemahkan emosi, nada, dan lirik ke dalam bentuk yang dapat dilihat dan dirasakan. Visual berfungsi sebagai penghubung yang membuat musik hidup lebih lama dan lebih dekat dengan audiensnya,” jelas Djali.