Vision into Motion: The Power of Visual Storytelling in Music
Sunday, Oct 12
13:00 - 13:45
Moderator: Tiara Dianita
Stage: Bicara Musik - Dome Senayan Park
Strengthen YouTube’s narrative of “Visual Storytelling”. Visual Storytelling is the art of creating distinctive visual content that builds a world around a musical track, anchoring its release and drawing fans into the artist’s vision. This content goes beyond simply complementing the music; it aims to make the song unforgettable.
About the Speakers

Tiara Dianita

Editor in Chief

Tiara Dianita adalah warna baru yang membuat industri musik lebih semarak. Perannya sebagai Editor in Chief Maple Media dan kehadirannya dalam siniar Rewind yang membahas musik dan kultur pop memberi nuansa baru dan berbeda dari yang pernah ada. Tiara mampu memosisikan diri sebagai sosok yang dekat dan tak berjarak dari narasumber yang diwawancarainya. Keluwesannya dalam mengolah berbagai tema menunjukan riset yang kuat dan mendalam.

“Dari kuliah saya sudah merasa menyukai bidang-bidang meliputi media, meliputi komunikasi, meliputi budaya, film, musik, dan lain-lain. Jadi ketika ada tawaran menjadi editor-in-chief di media yang masih baru pada saat itu yang memang kita buatnya juga dari nol, jadi kenapa enggak.”

Tiara adalah wujud terjadinya regenerasi yang baik dari ekosistem penunjang industri musik. Sebagaimana kita ketahui, musik tak hanya berdiri sendiri. Peran media, jurnalis, promotor dan lain-lain menjadi bagian tak terpisahkan dalam perputaran roda industri. 

Tiara bersama Maple menjadi alternatif baru bahwa media terkait musik dapat melebur dengan baik melalui medium atau platform terkini. Tanpa menghilangkan kekuatan kedalaman dalam mengulas sebuah karya atau profil.

Dalam Jakara Music Conference 2025, Tiara akan menjadi moderator di dua sesi, diantaranya “Beyond the Beat: The Power of Visual Storytelling in Music” dan “The Music Trend Playbook: Creating, Responding, and Amplifying.” Dua buah sesi sesi yang menghadirkan perspektif akan pentingnya kekuatan narasi dalam sebuah karya musik. Sebab musik bukan saja perkara bunyi, tetapi juga pesan yang disampaikan.

“Saya rasa musik memang bukan sebuah medium seni yang bisa bergerak sendiri, apalagi dari segi storytelling dan visual. Saya rasa (tema diskusi ini) bisa menjadi amplifying music dengan cara yang paling tepat rasanya ketika meng-amplify lewat visual dan storytelling. Jadi kayak menghidupi si musik itu sendiri. Untuk tema ini pasti banyak yang akan dibahas karena ibaratnya tuh seni menghidupi seni yang lain. Jadi pasti ini akan kaya banget.”

 

Aco Tenri

Director & Writer

Aco Tenriyagelli tak sekadar berkarier dalam dunia sinema, kehadirannya memberikan warna tersendiri. Aco mampu menerjemahkan gagasan musikal ke bentuk visual dengan kekuatan narasi yang mengagumkan. Selain itu, Aco dikenal memiliki perhatian yang tinggi dalam detail karya-karyanya. Menjadikan dia sebagai salah satu yang terbaik dari generasinya.

“Sebenarnya in general ingin membuat orang lebih mengapresiasi monumen kecil dan perasaan-perasaan sederhana yang bisa timbul dari kejadian-kejadian di sekitar kita sehari-hari. Makanya banyak cerita-ceritaku yang memang timbul dari perasaan-perasaan sederhana dan cerita-cerita intimate yang ada di sekitar kita. Relasi keluarga, hubungan antara dua manusia, entah itu orang tua-anak atau pasangan, itu selalu menjadi ketertarikanku. Dan bagaimana bicara tentang visi dan misi, buatku relasi antara manusia, hubungan, itu adalah hal terindah, anugerah terindah dalam hidup,” kata Aco tentang visinya sebagai penutur visual lewat medium sinema.

Kematangan Aco berkarya tidak lepas dari lingkungan tempatnya mengenyam pendidikan di kampus Institut Kesenian Jakarta. Ia besar dalam keluarga seni, ayahnya juga seorang sutradara. Latar belakang ini menjadikan Aco punya lapis kedalaman di bidang sinema yang sangat kuat.

“Buatku ketika bicara tentang video musik, tentu yang di depan adalah musiknya. Buatku pada akhirnya visual harus mencoba merespons apa yang sebenarnya dihadirkan musiknya. Tentu kalau ketika ngobrol dengan musiknya itu mood-nya, ritmenya atau liriknya.”

“Beyond the Beat: The Power of Visual Storytelling in Music” akan menjadi sesi Aco dalam Jakarta Music Conference 2025. Melalui sesi ini, Aco akan membuka caranya dalam berproses kreatif dan meramu narasi visual yang selalu sukses membuat penonton terkesan.

“Buatku video musik atau visual storytelling in music itu harusnya meningkatkan perasaan yang coba disampaikan oleh musisi itu sendiri. Tapi tentu sampai hari ini belum ada pakem tentang itu. Maksudnya bisa aja lagu sedih tapi visualnya happy,” tukas Aco.

Karya Aco juga memiliki tempat tersendiri, video musik “Gala Bunga Matahari” dari Sal Priadi salah satunya yang dianggap berhasil menyampaikan pesan lagu dengan sangat baik lewat metafora yang memberi perspektif baru. Portofolio Aco termasuk karya-karya monumental dari musisi dan band besar Indonesia, diantaranya mulai dari video musik “Memori Baik” dari Sheila On 7, video musik “Kita Ke Sana” dari Hindia, dan video musik ” Si Paling Mahir” dari Raisa.

Sarah Deshita

We The Fest & Djakarta Warehouse Project

Sarah Deshita atau orang menyingkatnya dengan sebutan Sardes memulai karier di salah satu stasiun radio di Indonesia. Bergabung di Ismaya Live tahun 2012, Sarah melahirkan banyak festival musik yang selalu dinantikan. Selain berperan sebagai seorang ibu, kini Sarah juga mengelola studio kreatifnya sendiri bagian dari grup Mad Haus sejak tahun 2022.

 

Passion gue dari dulu memang, I just wanna work around music all the time. Supaya gue bisa lebih. Apa pun yang gue kerjakan tuh sesuatu yang revolving around the music industry. Dan dari dulu banget gue sangat suka dateng ke konser-konser atau festival sendirian dan mencoba meresapi apa yang terjadi di dalamnya. Sehingga semakin ke sini, semakin banyak mencari referensi dan merasa ini sepertinya seru untuk dilakukan. Gradually, terus belajar dan terus mendalami industri ini,” kata Sarah.  

 

Sejak mulai fokus di dunia festival atau event, ia berpikir bahwa kebiasaan orang-orang Indonesia ternyata secara standar tidak kalah sama banyak hal di luar sana. Kesuksesan demi kesuksesan yang pernah diraih, Sarah berharap ini bisa menjadi legacy. 

 

Sarah akan hadir mengisi sesi Beyond the Beat: The Power of Visual Storytelling in Music Jakarta Music Con 2025. menganggap visual bukan sekadar pendukung, tapi bisa menjadi hal yang utama untuk musik. Dari pengalaman bekerja di radio harus membuat cerita atau intonasi seperti membangung theater of mind, ia merasa visual sekarang menjadi pintu utama yang bisa menggambarkan musik 

 

“Dulu waktu kerja di radio, gue harus membuat cerita atau intonasi seperti membangun theater of mind. Tapi sekarang, visual itu bisa jadi pintu utama untuk menggambarkan musik yang dibawakan. Visual yang tadinya bekerja sebagai pendukung bisa jadi menjadi satu hal yang utama untuk menggambarkan musik apa sih yang dibawakan. Gue kadang melihat musik sangat beragam, in colors gitu ya. Sehingga kalau warnanya ini tuh, di gue rasanya ketika mendengarkan lagunya lebih adem, lebih marah, atau lebih apa gitu. Sehingga dua hal yang berkelindahan itu, between audio dan visual menjadi sangat penting,” tutupnya. 

 

About the Moderator

Tiara Dianita

Editor in Chief

Tiara Dianita adalah warna baru yang membuat industri musik lebih semarak. Perannya sebagai Editor in Chief Maple Media dan kehadirannya dalam siniar Rewind yang membahas musik dan kultur pop memberi nuansa baru dan berbeda dari yang pernah ada. Tiara mampu memosisikan diri sebagai sosok yang dekat dan tak berjarak dari narasumber yang diwawancarainya. Keluwesannya dalam mengolah berbagai tema menunjukan riset yang kuat dan mendalam.

“Dari kuliah saya sudah merasa menyukai bidang-bidang meliputi media, meliputi komunikasi, meliputi budaya, film, musik, dan lain-lain. Jadi ketika ada tawaran menjadi editor-in-chief di media yang masih baru pada saat itu yang memang kita buatnya juga dari nol, jadi kenapa enggak.”

Tiara adalah wujud terjadinya regenerasi yang baik dari ekosistem penunjang industri musik. Sebagaimana kita ketahui, musik tak hanya berdiri sendiri. Peran media, jurnalis, promotor dan lain-lain menjadi bagian tak terpisahkan dalam perputaran roda industri. 

Tiara bersama Maple menjadi alternatif baru bahwa media terkait musik dapat melebur dengan baik melalui medium atau platform terkini. Tanpa menghilangkan kekuatan kedalaman dalam mengulas sebuah karya atau profil.

Dalam Jakara Music Conference 2025, Tiara akan menjadi moderator di dua sesi, diantaranya “Beyond the Beat: The Power of Visual Storytelling in Music” dan “The Music Trend Playbook: Creating, Responding, and Amplifying.” Dua buah sesi sesi yang menghadirkan perspektif akan pentingnya kekuatan narasi dalam sebuah karya musik. Sebab musik bukan saja perkara bunyi, tetapi juga pesan yang disampaikan.

“Saya rasa musik memang bukan sebuah medium seni yang bisa bergerak sendiri, apalagi dari segi storytelling dan visual. Saya rasa (tema diskusi ini) bisa menjadi amplifying music dengan cara yang paling tepat rasanya ketika meng-amplify lewat visual dan storytelling. Jadi kayak menghidupi si musik itu sendiri. Untuk tema ini pasti banyak yang akan dibahas karena ibaratnya tuh seni menghidupi seni yang lain. Jadi pasti ini akan kaya banget.”

 

Scroll to Top