Faris Adam
Tak berlebihan jika menyebut Faris Adam sebagai salah satu contoh terbaik trend musik saat ini. Bagaimana tidak? Hits viral “Stecu Stecu” yang dia nyanyikan terdengar dimana-mana sepanjang tahun 2025, mulai dari media sosial, youtube, hingga di tempat-tempat publik.
Fenomena viralnya lagu “Stecu Stecu” tak hanya membesarkan Faris Adam seorang, tetapi juga membuka potensi besar dari musisi-musisi daerah yang membawa warna lokal dalam karyanya, ternyata mampu menembus pasar arus utama.
Faris Adam adalah putra daerah asli Ternate, Maluku Utara. Dia dikenal karena konsistensinya menciptakan karya orisinil dengan sentuhan bahasa dan budaya lokal. Sebelum “Stecu Stecu” mungkin publik lebih mengenal alm. Glenn Fredly, Andre Hehanusa, atau Andmesh yang kerap membawakan lagu-lagu balada bernada tinggi, bertema cinta atau patah hati, dan musk-musik tersebut kerap dibawakan musisi Indonesia Timur.
Namun setelah Faris menjadi trend lewat “Stecu Stecu” semua itu berubah. Berkat hits “Stecu Stecu”, kancah musik Indonesia Timur pun berubah haluan, dari pop balada ke Pop Indonesia Timur. Nama-nama baru dengan musik sejenis dari Indonesia Timur seperti Juan Reza, Kapthenpurek, Toton Caribo, hingga Fresly Nikijuluw ikut terseret trend musik Indonesia Timur yang meroket sepanjang tahun ini.
“Setiap hari adalah kesempatan baru untuk berkarya. Saya selalu mengingat bahwa selain doa, optimisme adalah modal utama untuk melangkah maju,” ungkap Faris dalam sebuah wawancara bersama RRI.
Di Jakarta Music Conference 2025, Faris akan berbicara di sesi “The Music Trend Playbook: Creating, Responding, and Amplifying“ dimana Faris sendiri sungguh sangat relevan untuk menjadikan dirinya contoh terbaik untuk topik ini.