Haris Franky
Haris Franky Sianturi atau dikenal sebagai Haris Franky sebagai komentator musik nama yang tak asing di jagat media sosial. Merantau dari Medan ke Jakarta, ia memulai semuanya dari bekerja di Creative Agency. Catatan kariernya sebagai fotografer, videografer, podcaster, hingga content manager berujung kepada keputusan untuk dikenal sebagai content creator.
“Sederhananya, saya merasa punya kapasitas untuk bekerja atau berkarir sebagai content creator karena sebelumnya sempat bekerja di creative agency dan menjalankan peran yang cukup beragam di depan dan belakang layar. Oleh karena itu saya rasa punya kemampuan untuk melakukannya. Misinya mau melebarkan pengetahuan audiens atau netizen Indonesia terhadap musik-musik yang kurang mendapat panggung. Saya pribadi merasa teman-teman saya yang dari Medan, masih belum tau gitu kalau ada band-band sebagus quote, unquote yang sering kita lihat di festival atau sidestream,” kata Franky.
Tahun ini, Franky mendapat kesempatan untuk kolaborasi bareng Vincent Rompies dan Soleh Solihun di sebuah program baru milik VINDES bernama Vixtape. Di antara dua abang-abangan ini, ia mewakili generasinya kelahiran 90-an selalu memberikan pandangan yang spontan dan lugas soal musik.
Berbicara tentang tantangan, solusi, dan masa depan industri musik di Indonesia, Franky berpendapat bahwa regenerasi musisi atau band masih kurang merata dan masih berpusat di wilayah Jabodetabek, “Solusinya infrastruktur yang merata dan upaya dari band-band luar Jakarta untuk menampilkan dirinya lewat platform digital. Kalau masa depan musik Indonesia aku rasa bisa lebih cerah lagi kalau pemerintahnya ikut ambil peran.”
Di Jakarta Music Con 2025, Franky atas nama Vixtape siap mengisi sesi “How Musicians Survive in the Era of Noise & Virality”. Ia berpendapat bagaimana survive di era internet ini adalah dengan cara yang genuine dan stay true to your character.
“Tapi PR lebih besarnya di balik itu, lo harus tau diri lo siapa, apa yang lo suka, apa yang lo gak suka. Lo intinya harus kenal banget diri lo sendiri, lo tau apa yang lo mau omongin. Dan lo eksekusi itu, terlepas dari apapun keterbatasan yang lo punya karena keterbatasan itu bisa jadi dan mungkin dilihat orang sebagai ciri khas. Intinya ciri khas, tau mau ngomong apa, jangan tunggu sampai siap karena kalau tunggu siap keburu orang yang eksekusi idenya,” tutup Franky.